HeadlineKesehatanSurabaya

Virus HMPV Merebak, BBKK Surabaya Himbau Masyarakat Waspada Namun Jangan Panik

×

Virus HMPV Merebak, BBKK Surabaya Himbau Masyarakat Waspada Namun Jangan Panik

Sebarkan artikel ini
Balai Besar Kekarantinaan Kesehatan Surabaya melakukan pengawasan secara ketat terhadap. pelaku perjalanan internsional seiring merebaknya virus HMPV / Foto : Humas BBKK Surabaya

KaMedia – Virus Human Metapneumovirus (HMPV) akhir-akhir ini ramai diperbincangkan. Penyebabnya, virus ini sedang merebak di China. Pasca pandemic Covid-19, masyarakat menjadi lebih aware terhadap isu-isu kesehatan utamanya terkait penyakit menular yang disebabkan oleh virus. Pemerintah Indonesia melalui Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin beberapa waktu lalu mengeluarkan pernyataan yang cukup melegakan bahwa HMPV merupakan virus yang sudah muncul sejak 2001 dan bukan virus yang mematikan. Menkes menyampaikan HMPV seperti layaknya Flu biasa pada umumnya.

Balai Besar Kekarantinaan Kesehatan ( BBKK) Surabaya sebagai satuan kerja di bawah Kemenkes yang memiliki tugas mencegah dan menangkal penyakit di Pintu masuk negara salah satunya yang melalui Bandara Internasional Juanda, menjalankan arahan dari Kemenkes untuk meningkatkan kewaspadaan dan pengawasan.

Kepala BBKK Surabaya, Rosidi Roslan mengatakan bahwa kegiatan pengawasan dan surveilans pelaku perjalanan luar negeri yang melalui pintu terminal internasional (T2) Bandara Juanda lebih ditingkatkan.

“Secara umum kegiatan penjagaan, pengawasan dan surveilans penyakit menular sudah kami lakukan sehari-hari. Namun dalam rangka HMPV kami lebih intensifkan sesuai arahan dari pusat. Petugas dibekali informasi yang cukup dan update, screening dan edukasi penumpang yang suhu tubuh lebih dari 38 celcius atau yang bergejala Flu seperti batuk dan pilek
lebih diintensifkan,” Jelasnya saat ditemui rekan media di Kantor Induk BBKK Surabaya (8/01)

Hingga hari ini, Rosidi menegaskan belum ada data deteksi HMPV yang masuk melalui pintu Internasional Bandara Juanda. BBKK Surabaya terus berkoodinasi juga dengan instansi dan lintas sektor perihal update data dan informasi terkait penyakit menular yang menjadi kewaspadaan bersama.

Selain pengawasan melalui thermal scanner, BBKK Surabaya juga melakukan
pemantauan dashboard Satu Sehat Health Pass (SSHP), sebagai salah satu aplikasi elektronik untuk monitoring kesehatan kedatangan PPLN. Pengisian Satu Sehat Health Pass di pintu masuk berkordinasi dengan otoritas lainnya (maskapai, AP) di pintu masuk.

“Kami sudah siapkan alat untuk scan barcode SSHP di dekat thermal scanner. Semua sarana sudah siap, nanti pelaksanaan terus kami koordinasikan dengan otoritas dan lintas sektor terkait,” tambahnya.

Rosidi juga menyampakna bahwa PHBS menjadi kunci lawan HMPV yang merupakan virus RNA yang pertama kali ditemukan di Belanda pada 200. Seperti kebanyakan penyakit flu, gejala HMPV anatara lain adalah demam, pilek, batu, sakit tenggorokan, brokiolitis (peradangan salutan udara kecil), kesulitan bernafas, hingga pneumonia.

Cara penularan virus ini melalui kontak langsung dengan penderita, droplet (udara), dan sentuhan dengan permukaan benda-benda yang terkontaminasi. Dalam kondisi tubuh yang sehat, bugar dan sistem imun yang baik, virus tidak akan berkembang.

Namun yang perlu diwaspadai adalah kelompok rentan seperti anak balita, lansia diatas 65 tahun, orang sakit atau orang dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah, pasien penyakit pernapasan kronis.

Rosidi berpesan agar Pelaku Perjalanan selalu menerapkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat dan apabila pelaku perjalanan yang melalui pintu masuk negara jika mengalami gejala flu atau membutuhkan bantuan kesehatan bisa mendatangi BBKK terdekat atau mengakses layanan fasilitas kesehatan lainnya.

“Dimanapun berada, PHBS jangan pernah ditinggalkan seperti Cuci tangan,
menggunakan masker, menghindari kerumunan, melakukan vaksinasi, cukup istirahat, olah raga cukup, makan-makanan sehat, kelola stress, agar tubuh selalu fit dan sehat baik sebelum, saat dan sesudah perjalanan. Insyalallah kita semua dihindarkan dari berbagai virus,” pungkasnya.