KaMedia – Upaya DPRD Jatim meredam aksi ojol untuk tidak berdemo esuk hari gagal. Dalam mediasi dan rapat dengar pendapat yang berlangsung hari ini di DPRD Jatim menemui jalan buntu.
Rapat yang dipimpin Abdul Halim tersebut tidak menghasilkan kesepakatan apapun, meski dihadari oleh semua pihak terkait seperti Aplikator, Paguyupan Ojol, Dishub dan Diskominfo Jatim.
Kepala Dinas Perhubungan Jawa Timur Nyono menyampaikan bahwa pangkal persoalan konflik tersebut adalah aturan batas atas dan bawah serta potongan yang diambil oleh pihak aplikator dari para ojol.
” Persoalannya adalah kebijakan baru tentang batas atas dan batas bawah yang dibuat sepihak oleh aplikator. Selain itu juga potongan yang diambil yang melebihi aturan pemerintah ” ujar Nyono.
Selama ini batas atas dan bawah telah ditetapkan mengacu pada aturan pemerintah, baik untuk kendaraan ataupun mobil Demikian juga untuk potongan yang diambil aplikator.
” Praktek dilapangan ternyata batas atas dan bawah tidak sesuai aturan. Hanya mengikuti kebijakan aplikator. Demikian juga dengan potongan yang seharusnya hanya 20 persen tapi kenyataannya diatasnya ” lanjut Nyono
Nyono sangat menyayangkan langkah para aplikator yang meremehkan pihak Pemprov Jatim dalam membuat kebijakan tarif. Pemprov melalui Dinas Perhubungan menurut Nyono adalah pembina tarif. Namun peran tersebut diabaikan oleh para aplikator dan memilih jalan sendiri dalam menerapkan kebijakan tarif.
” Kita ini dianggap apa sama para aplikator. Padahal sesuai peraturan menteri, dishub menjadi pembina tarif agar tidak terjadi konflik. Tapi mereka memilih jalan sendiri dan ini hasilnya. Andaikata kita dilibatkan pasti tidak akan seperti ini ” urai Nyono dengan rasa geramnya.
Sementara itu Ahmad Rifai, salah satu pengurus paguyupan ojol menyampaikan bahwa saat ini aplikator membuat kebijakan sendiri dengan menabrak aturan dipusat. Akibatnya para ojol menjadi tertindas. Merekapun sepakat untuk menggelar demo esuk hari, sebagai upaya meneriakan ketidakadilan tarif yang diciptakan aplikator.
” Rapat hari ini deadlock. Kita besuk akan turun ke jalan mendatangi Gubernur Jatim agar melakukan kajian dan memutuskan aturan baru tarif ojol yang adil ” papar Rifai.
Aksi demo besar ojol rencanananya akan digelar Selasa, (20/5/2025). Mereka akan berkumpul di Bundaran Waru sejak pagi hari, kemudian konvoi menuju pusat kota untuk menemui Gubernur Jatim dan memberikan keputusan yang adil terkait tarif ojol.











