Kota Surabaya kini memiliki potret miniatur Indonesia yang bernama Taman Bhineka Tunggal Ika. Keberadaan Taman Bhineka Tunggal Ika didasarkan atas kemajemukan suku yang hidup berdampingan khususnya di Kota Surabaya.
Taman Bhineka Tunggal Ika diperkenalkan kepada masyarakat bertepatan dengan Hari Kebangkitan Nasional, 20 Mei 2025. Hal. ini mencerminkan semangat persatuan dan kesatuan Indonesia di tahun 1908 terpelihara hingga sekarang.
Kehadiran Taman Bhineka Tunggal Ika ini tidak lepas dari kerjasam antara Pondok Kasih, Forum Mesra Bersama ( FBM ). Dr. Hanna Amalia Fandayani D.Min, pendiri Yayasan Pondok Kasih, menyampaikan bahwa taman ini didirikan dengan tujuan mengenalkan kekayaan budaya Indonesia kepada generasi muda. Selain itu juga semangat toleransi dan kebhinekaan di Surabaya menjadi latar belakang hadirnya Taman Bhineka Tunggal Ika.
“Kami ingin anak-anak bangsa memahami dan mencintai keberagaman budaya Indonesia sejak dini,” papar Dr. Hanna Amalia.
Taman Bhineka Nusantara dilengkapi dengan 14 rumah adat dan 7 rumah ibadah, yang mewakili berbagai suku dan agama di Indonesia. Fasilitas ini juga akan dilengkapi perpustakaan budaya sebagai pusat literasi dan edukasi multikultural.
Taman Bhineka Nusantara diharapkan menjadi ruang edukasi, refleksi, sekaligus simbol nyata kerukunan di tengah masyarakat yang majemuk khususnya di Surabaya.











