KaMedia – Direktorat Jenderal Perkeretaapian (DJKA) Kementerian Perhubungan mencatat masih ada ribuan kilometer jalur kereta api yang saat ini tidak beroperasi alias nonaktif. Pemerintah sendiri sudah memiliki rencana untuk menghidupkan kembali beberapa jalur tersebut
Wakil ketua komisi D DPRD Jawa Timur Khusnul Arif mengatakan pihaknya mendukung rencana pihak kementerian perhubungan tersebut. Politisi NasDem tersebut lalu menjelaskan dampaknya diantaranya akan ada peningkatan konektivitas, pertumbuhan ekonomi lokal melalui pusat-pusat aktivitas baru di sekitar stasiun, potensi pengembangan sektor pariwisata, dan penyediaan moda transportasi yang lebih efisien serta ramah lingkungan.
“Tantangan yang muncul adalah biaya investasi yang besar, potensi penggusuran warga, serta kondisi prasarana yang rusak atau hilang akibat bertahun-tahun tidak beroperasi, seperti jembatan yang tidak berbentuk,”jelas legislator Nasdem ini Selasa ( 30/9/225).
Menurut Khusnul, pihaknya mendorong untuk melakukan kajian yang menyeluruh, memastikan kemampuan fiskal, dan melibatkan partisipasi publik serta analisis dari berbagai sudut pandang dan informasi yang relevan. Adanya tambahan jalur kereta api ini menurutnya sejalan dengan Perda penyelenggaraan transportasi publik terintegrasi yang saat ini lagi dibahas oleh Komisi D DPRD Jatim.
” Tentu ini sejalan dengan raperda tentang transportasi publik yang terintegrsi yang tengah kita bahas ( Komisi D ) ” ujar Khusnul.
Disampaikna pula oleh politisi asal Kediri ini dengan pengembangan sistem transportasi yang lebih terencana, efektif, efisien, nyaman dan aman bagi masyarakat akan mampu menjawab seluruh persoalan transportasi, tidak hanya Trans Jatim saja.
” Tentunya ini juga akan menjawab penyediaan aneka transportasi publik yang lain, bukan hanya Trans Jatim saja “pungkasnya.
Sementara itu, dari data yang ada di Jawa Timur yang akan menjadi target akan dihidupkan kembali jalur kereta api yang mati tersebut diantaranya Jombang-Babat-Tuban,Kalisat-Panarukan,Madiun-Slahung,Sidoaro-Tulangan-Tarik dan Kamal-Sumenep.
